TKI TERANCAM HUKUMAN MATI
Habibie Lobi Saudi Bebaskan Tuti
Senin, 26 Desember 2011
Habibie Lobi Saudi Bebaskan Tuti
Senin, 26 Desember 2011
JAKARTA (Suara Karya): Mantan Presiden Republik Indonesia BJ Habibie bersama Satuan Tugas (Satgas) Penanganan WNI/TKI Terancam Hukuman Mati di Luar Negeri berencana bertemu Pangeran Kerajaan Arab Saudi Al-Walid bin Talal al-Saud.
Pertemuan itu dijadwalkan Minggu (25/12) malam pukul 19.00 WIB atau pukul 15.00 sore waktu setempat di Riyadh. Pertemuan itu dilakukan dalam rangka permintaan pembebasan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) bernama Tuti Tursilawati yang terancam hukuman mati.
Menurut Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat, Presiden Indonesia ketiga ini telah tiba di Riyadh, Arab Saudi, pada Minggu (25/12) siang setelah sebelumnya transit di Jeddah. Informasi pertemuan ini diperoleh dari Juru Bicara Satgas WNI/TKI Terancam Hukuman Mati di Luar Negeri Humphrey R Djemat sesaat setelah Habibie dan rombongan tiba di Riyadh.
"Pertemuan itu khusus antara Pak Habibie dan Pangeran Al Walid untuk membicarakan upaya pembebasan Tuti Tursilawati, TKI asal Desa Cikeusik-Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, yang kini menghadapi ancaman hukuman mati," kata Jumhur.
Dia mengatakan, pengaruh Pangeran Walid di kerajaan maupun masyarakat Arab Saudi cukup besar. Untuk itu, dia diminta terlibat memperjuangan penyelamatan Tuti dari ancaman hukuman mati, dengan cara melobi pihak keluarga korban agar mau memaafkan TKI yang dituduh pelaku pembunuhan ini.
Kepala BNP2TKI mengaku, sebelum BJ Habibie dan Satgas berangkat ke Arab Saudi, dirinya terlebih dahulu menemui BJ Habibie, khususnya untuk menyampaikan harapan pembebasan Tuti dengan upaya maksimal sebagaimana permintaan ayahnya, Ali Warjuki, yang bertandang ke kantor BNP2TKI, beberapa waktu lalu.
"Sewaktu saya temui, Pak Habibie meminta doa dari masyarakat Indonesia agar lancar dan berhasil dalam mengemban misi ini. Pak Habibie sebagai negarawan terpanggil secara moral dan merasa bertanggung jawab menyelamatkan nasib Tuti, sehingga bersedia berangkat ke Arab Saudi bersama Satgas," tutur Jumhur.
Permintaan kepada BJ Habibie berdasarkan usulan pengacara dan sejumlah tokoh di Arab Saudi. Mantan Presiden RI ini dipandang memiliki pengaruh internasional. Sebagai cendekiawan Muslim dunia, Habibie cukup berpengaruh, khususnya di lingkungan kerajaan serta pengusaha di Arab Saudi.
Seperti diketahui, Tuti Tursilawati diberangkatkan ke Arab Saudi oleh PT Arunda Bayu pada 5 September 2009 dan dipekerjakan pada keluarga (majikan) Suud Malhaq al-Utaibi di Kota Thaif, Arab Saudi. Penempatan Tuti difasilitasi agensi di Arab Saudi, yakni Adil for Recruitment. (Bayu)
Sumber:
No comments:
Post a Comment